Laporan Akhir 1



 1. Jurnal[kembali]

 



 2. Alat dan Bahan [kembali]

            
  1.  Panel DL 2203D
  2.  Panel DL 2203S
  3.  Panel DL 2203C
  4. Jumper 
 

 


3. Rangkaian Simulasi  [kembali]



Rangkaian Asynchronous Binary Counter

Rangkaian Synchronous Binary Counter


1a.



1b.


 4. Prinsip Kerja Rangkaian [kembali]

 1a.
Rangkaian pada gambar merupakan Asynchronous Binary Counter 8-bit yang menggunakan dua IC 74LS93 yang disusun secara cascade. IC 74LS93 berfungsi sebagai pencacah biner (binary counter) yang bekerja secara asynchronous atau ripple, artinya setiap flip-flop di dalam IC tidak dipicu oleh clock yang sama secara serentak, melainkan secara berantai sehingga terjadi delay propagasi. Pulsa clock diberikan melalui saklar (SW) yang menjadi input, kemudian pulsa ini dihitung oleh IC U1 dan diteruskan ke IC U2 untuk memperluas jumlah hitungan. Hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk biner melalui LED (H0–H7), di mana LED yang menyala menandakan logika “1” dan LED yang mati menandakan logika “0”. Kombinasi nyala-mati LED tersebut menunjukkan nilai biner yang sesuai dengan jumlah pulsa yang masuk. Rangkaian ini berguna untuk memahami cara kerja counter dalam sistem digital, terutama dalam aplikasi pencacah, pengukuran frekuensi, atau sistem jam digital sederhana. Kelebihan dari rangkaian ini adalah sederhana dalam implementasi, namun karena sifatnya asynchronous, terdapat keterlambatan perubahan output pada kecepatan tinggi sehingga lebih cocok untuk aplikasi dengan frekuensi rendah.

1b.
Rangkaian pada gambar merupakan Synchronous Binary Counter 8-bit yang disusun dari dua IC 74LS93. Prinsip kerja synchronous counter berbeda dengan asynchronous counter karena semua flip-flop di dalam IC dipicu oleh sinyal clock yang sama secara serentak. Hal ini membuat perubahan output terjadi bersamaan tanpa adanya delay propagasi berantai seperti pada asynchronous counter. Pada rangkaian ini, pulsa clock diberikan melalui saklar kemudian masuk ke IC pertama (U1) untuk menghasilkan 4-bit hitungan biner, selanjutnya diteruskan ke IC kedua (U2) untuk memperluas jumlah hitungan menjadi 8-bit. Output dari kedua IC ditampilkan melalui LED H0–H7, di mana kombinasi nyala dan mati LED menggambarkan nilai biner dari jumlah pulsa yang masuk. Kelebihan dari synchronous counter adalah lebih cepat dan lebih presisi karena tidak mengalami keterlambatan antar flip-flop, sehingga cocok digunakan pada aplikasi yang memerlukan kecepatan tinggi seperti sistem jam digital, pembagi frekuensi, dan pencacah pada rangkaian logika digital.

1. Video Rangkaian [kembali]

 1a.

1b.


 6. Analisa [kembali]

percobaan 1

1. Analisa perbedaan hasil jurnal dan percobaan dari dua ic yg digunakan (div 16 dan div 10)
Jawab:

Pada Percobaan Pertama, ketika Inputan B0 & B1 = 1 dan B2 & B3 = 1, maka pada outputnya akan keluar logika 0 dikarenakan IC akan mereset di ke-2 IC . (dalam percobaan ini disebut juga kondisi OFF). Sedangkan saat B1 & B0 = 1 dan B5=1  B4 = 0 maka pd IC 74LS190 ttp me reset dan di IC 7493 akan Counter sampai bilangan  desimal 15, selama IC 74LS190 diberi Inputan yang bervariasi pd IC 74LS190maka akan terjadi Counter, (Selanjutnya saat B2 & B3 = 1 (Preset) logika 1) dan Counter UP pd IC 7493 (0 – 15).

Jadi Div 1b menghasilkan siklus penuh 16 step (0–15) dan Div 1a hanya menghasilkan 10 step (C0–9) Sisanya dibatasi karena sesuai sistem desimal BCD.

2. Analisa perbedaan hasil jurnal dan percobaan dari percobaan 1a dan 1b

Jawab:

Pada Percobaan kita melihat terdapat beberapa kondisi IC ( OFF, Counter UP, Preset) yang mana hal ini terjadi sesuai dengan Inputan B5 B4, B2, B3, B0, B1, Jadi Percobaan 1a fokus pd (Fungsi dasar) dari counter. Sedangkan pada Percobaan 1b, outputnya menunjukkan range hitungan.

untuk output H0-H3 ,rangenya dari(0-9) dan Pada Output H4-H7(0-15).








 7. Link Download  [kembali]

 

 

 

 

 

 

  



 





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Besar

Gambar
  BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH ELEKTRONIKA 2023 OLEH: Nama: LUSI MURNIATI Nim:2310953015 Dosen Pengampu: Darwison, M.T Referensi:  1. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA ”, Jilid 1, ISBN: 978- 602-9081-10-7, CFerila, Padang  2. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA ”, Jilid 1, ISBN: 978-   602-9081-10-7, CV Ferila, Padang 3 . Robert L. Boylestad and Louis Nashelsky, Electronic Devices and Circuit Theory, Pearson, 2013  4 . Jimmie J. Cathey, Theory and Problems of Electronic Device and Circuit, McGraw Hill, 2002.  5 . Keith Brindley, Starting Electronics, Newness 3rd Edition, 2005  6 . Ian R. Sinclair and John Dunton, Practical Electronics Handbook, Newness, 2007.  7. John M. Hughes, Practical Electronics: Components and Techniques, O’Reilly Media, 2015.  
Read more »