TB(Pendeteksi Telur Busuk).
1. Pendahuluan[kembali]
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah diolah dan digemari masyarakat. Namun, telur yang tidak disimpan dengan baik dapat mudah busuk dan membahayakan kesehatan jika dikonsumsi. Hal ini tentu saja merugikan baik konsumen maupun peternak.Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apakah telur masih segar atau sudah busuk sebelum dikonsumsi.Tradisionalnya, orang-orang mengandalkan indera penglihatan dan penciuman untuk mengetahui kesegaran telur. Namun, cara ini tidak selalu akurat, terutama bagi orang yang tidak terbiasa. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi telur busuk yang dapat membahayakan kesehatan.Untuk mengatasi masalah ini,maka dibutuhkan alat pendeteksi telur busuk.dimana Alat pendeteksi telur busuk ini dirancang untuk membantu orang mengetahui apakah telur masih segar atau sudah busuk.Alat ini berguna untuk Meningkatkan keamanan pangan dengan membantu konsumen memilih telur segar dan menghindari telur busuk, Meningkatkan efisiensi dalam industri pengolahan telur dengan membantu memisahkan telur segar dari telur busuk,Mengurangi pemborosan makanan dengan membantu mengidentifikasi telur yang tidak layak konsumsi.
2. Tujuan[kembali]
3. Alat dan Bahan[kembali]
- Alat
- Voltmeter DC
- Baterai
Baterai
menyimpan energi potensi listrik dalam benuk sel elektrokimia (sel
volta). Ketika kutub positif dan negatif baterai dihubungkan, potensilistrik kedua kutub akan menyebabkan arus mengalirSpesifikasi dan Pinout Baterai- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
- Bahan
- Resistor
Resistor
adalah suatu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tetentu ,
dimana haambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir
melaluinya.Berikut merupakan spesifikasinya:
Resistance (Ohms) : 220 V
Power (Watts) : 0,25 W, ¼ W
Tolerance : ± 5%
Packaging : Bulk
Composition : Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status : Lead Free
RoHS Status : RoHs Complient
- Transistor
Sebuah
komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai sirkuit
pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi
sinyal dan lain-lainSpesifikasi- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
- OP-AMP
Operasional amplifier atau dikenal dengan op amp adalah
suatu komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai penguat atau
amplifier multiguna. Penguat ini memiliki dua input yaitu inverting dan
non inverting, serta sebuah terminal output
- Dioda
Dioda memiliki fungsi sebagai penyearah arus listrik. Fungsi dioda atau diode adalah mampu mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus yang searah (DC). Dioda memiliki fungsi sebagai penyetabil tegangan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-Dkq287-06XGnQfyR4Hs-Ob9gcJO1-BEraYqhk2xNt2I-BZzttWKZaa4Hc6msUse27Dpw2Zwdb47cpjrrY8K2J-86fNY_tjBKZa1Wqb5AM48YrfbmsEdPl7hmOryfcXhuddN3NA7co5O6lX8bZVFu6pkDtatrbosIq-Gxl33MUbLXuhzRlR68amg_hQ/w320-h167/Pengertian-Dioda-dan-Jenis-jenis-Dioda.jpg)
Spesifikasinya:
Komponen Input
- Infrared Sensor
![](https://lh6.googleusercontent.com/rq4edUlpacoQzybjFHP821e47hBZhs44Xw1aXslfaLxcg5z66iJ9KXV-_4G4t9mGzaeX8NOirR4kLuYbk56krmPvuSRO79r-A1afhC1U6PTReG7HLRlFSCX06haXK6B-FBuf2dqX=w320-h175)
- Sensor Gas
Sensor
jenis ini adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas
yang mudah terbakar diudara serta asap dan output membaca sebagai
tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat lansung diatur
sensitifitasnya dengan mengatur trimpotnya.
Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
- Catu daya pemanas : 5V AC/DC
- Catu daya rangkaian : 5VDC
- Range
pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk
butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
- Keluaran : analog (perubahan tegangan)
- Berikut konfigurasi dari sensor MQ-S :
- Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
- Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
- Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.
- Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog
- Grafik respon Sensor
-
- Touch Sensor
Touch
sensor yaitu satu lapisan yang berfungsi menerima input dari luar
monitor. Biasanya inputnya berupa sentuhan, sensor sentuh berbentuk
senuah panel yang dibuat dari bahan kaca dan sangat sensitive Grafik Respon Sensor:![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh00O_bx00I-nPERhJ2olRAXkGendAQDD5kbLzZv5dvqsr37yDWeeKqRkTldcTy756OrpjsejDaWn6jt31r1b-92Z1gSFPGd10pWnK0Z_j9mQRknJYqohRUX8Kpb8LhCQdhIdt8zztDjGIQ/s0/touch.png)
- Sensor LDR
LDR
merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan
berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor.Grafik respon sensor :
- Sensor Loadcell
- Baterai
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
- Bahan
- Resistor
Resistance (Ohms) : 220 V
Power (Watts) : 0,25 W, ¼ W
Tolerance : ± 5%
Packaging : Bulk
Composition : Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status : Lead Free
RoHS Status : RoHs Complient
- Transistor
- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
- OP-AMP
- Dioda
Dioda memiliki fungsi sebagai penyearah arus listrik. Fungsi dioda atau diode adalah mampu mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus yang searah (DC). Dioda memiliki fungsi sebagai penyetabil tegangan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-Dkq287-06XGnQfyR4Hs-Ob9gcJO1-BEraYqhk2xNt2I-BZzttWKZaa4Hc6msUse27Dpw2Zwdb47cpjrrY8K2J-86fNY_tjBKZa1Wqb5AM48YrfbmsEdPl7hmOryfcXhuddN3NA7co5O6lX8bZVFu6pkDtatrbosIq-Gxl33MUbLXuhzRlR68amg_hQ/w320-h167/Pengertian-Dioda-dan-Jenis-jenis-Dioda.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCACn9aMCHNGCfd23goz0eVnoaxKmReM6UY9cLMZAzm_PGZp8apzbvnSmxmTkCWgpPf7qhDpDGaz0BlUThFSjTc16QeHyxNBb7DOS-m2uchDyl_difv7x8GawbLp8-lcliRsT0m0dPkhKaEu_ZgOlvIMwebyQV118Jnyo3w2SPf8PDAni6hL_EPSci/w400-h241/WhatsApp%20Image%202022-07-05%20at%2023.54.59.jpeg)
- Infrared Sensor
- Sensor Gas
Sensor jenis ini adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar diudara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat lansung diatur sensitifitasnya dengan mengatur trimpotnya.
Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
- Catu daya pemanas : 5V AC/DC
- Catu daya rangkaian : 5VDC
- Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
- Keluaran : analog (perubahan tegangan)
- Berikut konfigurasi dari sensor MQ-S :
- Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
- Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
- Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.
- Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog
- Grafik respon Sensor
-
- Touch Sensor
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh00O_bx00I-nPERhJ2olRAXkGendAQDD5kbLzZv5dvqsr37yDWeeKqRkTldcTy756OrpjsejDaWn6jt31r1b-92Z1gSFPGd10pWnK0Z_j9mQRknJYqohRUX8Kpb8LhCQdhIdt8zztDjGIQ/s0/touch.png)
- Sensor LDR
- Sensor Loadcell
- PIR SENSOR
- PIR SENSOR
Spesifikasi :
Vin : DC 5V � 9V
Radius : 180 derajat
Jarak deteksi : 5 � 7 meter
Output : Digital TTL
Memiliki setting sensitivitas
Memiliki setting time delay
Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm
Berat : 10 gr
Konfigurasi PIN :
- Pengatur Waktu Jeda : Digunakan untuk mengatur lama pulsa high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan telah berahir. *
- Pengatur Sensitivitas : Pengatur tingkat sensitivitas sensor PIR *
- Regulator 3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3V DC
- Dioda Pengaman : Mengamankan sensor jika terjadi salah pengkabelan VCC dengan GND
- DC Power : Input tegangan dengan range (3 – 12) VDC (direkekomendasikan menggunakan input 5VDC).
- Output Digital : Output digital sensor
- Ground : Hubungkan dengan ground (GND)
- BISS0001 : IC Sensor PIR
- Pengatur Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.
Grafik Respon PIR Sensor
- LED
Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
- Relay
Komponen
elektronika berupa scalar atau switch elektrik yang dioperasikan secara
listrik dan terdiri dari dua bagian utama yaitu electromagnet dan
mekanikal.
- LED
Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
- Relay
- Motor
Motor adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
LED
Light Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan
sebuah komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
melalui tegangan maju. LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan
keluarga dioda.
Spesifikasi Lampu LED
Klasifikasi tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
- Ground
Ground atau pertahanan adalah
sistem pengamanan instalasi listrik dimana jika tejadi kebocoran
listrik maka listrik akan lansung mengalair ke tanah sehingga tidak
melukai pengguna.Sistem
ground yang merupakan sebuah titik referensi tegangan yang memiliki
nilai “nol”. Titik “nol” pada listrik AC & DC Untuk rangkaian DC,
ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub
negatif (-) dari baterai/accu. Atau dengan kata lain ground ini
digunakan untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa
dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian.
- Motor
- LED
Light Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan maju. LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan keluarga dioda.
Spesifikasi Lampu LED
Klasifikasi tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
- Ground
Ground atau pertahanan adalah sistem pengamanan instalasi listrik dimana jika tejadi kebocoran listrik maka listrik akan lansung mengalair ke tanah sehingga tidak melukai pengguna.Sistem ground yang merupakan sebuah titik referensi tegangan yang memiliki nilai “nol”. Titik “nol” pada listrik AC & DC Untuk rangkaian DC, ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-) dari baterai/accu. Atau dengan kata lain ground ini digunakan untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian.
4. Dasar Teori[kembali]
- SENSOR LDR
Karakteristik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral sebagai berikut : Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Bila sebuah “Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)” dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa menca-pai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery meru-pakan suatu ukuran praktis dan suatu ke-naikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik
Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah seiring den-gan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR seki-tar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sul-fida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah men-galami penurunan. Grafik Respon Sensor:
- SENSOR LOADCELL
- Bekerja pada tegangan rendah 5-10 VDC atau 5-10 VAC
- Ukuran sensor kecil dan praktis
- Input atau output resistansi rendah
- Nonlinearitas 0.05%
- Range temperatur kerja -10oC sampai +50oC
- SENSOR INFRARED
- SENSOR GAS
- SENSOR SENTUH(TOUCH SENSOR)
- Sensor Kapasitif
- Sensor Resistif
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOmlm6s7HL3buihXP9tg-8tQ3vZKkl2QMGedt57y3A0zRFvLVp_C_uPBTCmZSTeeuCFnxoktk0XyZjnM4bKbQvAcvCWHU97_s9ITPX1CiRck5o0x1QnJC262OAgyOAqIGHxUCD6rz3PUc/w200-h125/load-cell-thumb.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh93aPP-_tn_xT0InTsgPxQv6XZtN1GPuxT62qoWuopSGG1DI5JrHm2-2g4MMq2MPFxPkGcF-4CsZotp4aGa2gzwYYYe3Dp3FEcWGBXvqp4fnMVEt07-wXCA0CNkmm1USujNQYHaBmBXyw/w200-h177/Loadcell.png)
Sensor
Load Cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan atau
berat sebuah beban. Sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen
utama pada sistem timbangan digital. Pengukuran yang dilakukan oleh
load cell menggunakan prinsip tekanan. Tingkat ke-akurasian suatu
timbangan digital tergantung dari jenis dan tipe Load Cell yang dipakai.
Load
cell terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah Load Cell Double
Ended Beam, Load Cell Single Ended Beam, Load Cell S Beam, Load Cell
single Point, Load Cell type Canister, dan sebagainya. Load Cell yang
paling sederhana adalah load cell yang terdiri dari Bending beam dan
strain gauge.
Grafik respon Sensor:
Prinsip Kerja
Prinsip
kerja load cell berdasarkan rangkaian Jembatan Wheatstone. Selama
proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada
load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang ditimbulkan
oleh regangan ini dikonversi ke dalam sinyal elektrik oleh strain gauge
(pengukur regangan) yang terpasang pada load cell.
Strain gauge adalah sebuah konduktor yang diatur sedemikian rupa dengan pola zig-zag dan terdapat di permukaan membrane. Ketika
terjadi peregangan membrane, otomatis resistansinya mengingkat. Strain
gauge berfungsi sebagai sensor untuk mengukur berat benda atau barang
dalam ukuran besar. Umumnya sensor strain gauge ini terdapat pada
jembatan timbang atau timbangan truk (truck scale).
Secara fisik
strain gauge berupa grid metal foil cukup tipis yang melekat pada
permukaan Load Cell. Akibat adanya beban di load cell maka terjadi
strain lalu ditransmisikan ke foil grid. Tahanan dari foil grid ini
mengalami perubahan dengan nilai sebanding strain induksi beban.
Umumnya
strain gauge memiliki sensor tipe metal foil dimana proses photoeching
kemudian membentuk konfigurasi grid. Prosiesnya sendiri sangat sederhana
sehingga bisa dibuat beragam ukuran gauge maupun bentuk grid. Gauge
memiliki ukuran terpendek 0.20 mm dan 102 mm untuk ukuran terpanjang.
Untuk tahanan standar 350 ohm namun ada juga gauge dengan tahanan 500
ohm - 10.000 ohm untuk kepentingan khusus.
Spesifikasi Kerja
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Prinsip kerja sensor infrared
Grafik respon sensor infrared
Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
Sensor Asap MQ2 di gunakan sebagai sensor deteksi Alkohol, H2, LPG, CH4, CO, Asap, dan Propane, Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain. sangat penting untuk menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengancam nyawa pekerja maupun hewan atau tumbuhan yang berada di sekitar area tersebut, karena beberapa jenis gas bisa sangat membahayakan.
Sensor gas dapat membaca segala jenis gas yang mematikan, seperti gas yang mudah terbakar, gas beracun, gas yang dapat menimbulkan ledakan, dn jika adanya gejala pengurangan oksigen. Sensor ini dapat kita temui di berbagai jenis perusahaan dan tempat, seperti tambang minyak dan sebagainya, alat ini juga mungkin terdapat di stasiun pemadam kebakaran. Biasanya alat ini menggunakan batere untuk beroperasi. Alat ini mengirimkan sinyal peringatan menggunakan suara atau gambaran, seperti sinar lampu flashlight ataupun alarm yang bersuara nyaring saat terdapat konsentrasi gas yang dapat membahayakan bagi area tersebut. Saat alat ini merasakan konsentrasi gas yang membahayakan melebihi level yang telah di atur pada alat tersebut, alarm atau sinyal akan diaktifkan. Pada awalnya, detektor diproduksi untuk mendeteksi hanya satu jenis gas, tetapi alat sensor modern dapat mendeteksi beberapa gas beracun atau mudah terbakar, atau bahkan kombinasi dari kedua jenis.
Sensor gas dapat di golongkan dari cara pengerjaannya (semikonduktor, oksidasi, katalis, infrared, dan lain sebagainya). Ada dua jenis sensor gas, yaitu sensor gas portable dan sensor gas yang terpasang. Jenis sensor yang pertama merupakan alat sensor yang dapat di gunakan selagi berkeliling, yang biasanya di pasang di saku, sabuk atau topi pegawai. Jenis sensor ke dua yaitu alat sensor yang telah terpasang, biasanya alat sensor ini di pasang di dekat ruang control, dan biasanya dapat membaca lebih dari satu jenis gas yang berbahaya
Grafik Respon Sensor:
Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
Cara kerja
Mengetahui keberadaan dan lokasi suatu “sentuhan” di dalam suatu area dengan membaca titik-titik koordinat dari sumber sentuhan yang menempel pada layar. Pada kondisi ini touch sensor mengacu pada kontak atau sentuhan pada layar dengan menggunakan jari atau tangan. Teknologi ini juga bisa mengetahui sentuhan dari obyek pasif seperti stylus dan sejenisnya. Touch sensor merupakan sebuah monitor yang sensitif terhadap sentuhan dan tekanan (resistif), sehingga perangkat ini memiliki dua fungsi yaitu, sebagai perangkat output karena menampilkan informasi dan input karena menerima informasi. Data yang dihasilkan dari sentuhan ini tentunya adalah data mengenai posisi tangan kita yang menyentuh sinyal ultrasonic tersebut. Jika ini dilakukan secara kontinyu dan terdapat banyak sekali sensor gelombang ultrasonic pada media yang disentuhnya, maka jadilah sebuah perangkat touch sensor yang dapat digunakan.
GRAFIK RESPON SENSOR:
- Sensor PIR
- Vin : dc 5v 9v.
- Radius : 180 derajat.
- Jarak deteksi : 5 7 meter.
- Output : digital ttl.
- Memiliki setting sensitivitas.
- Memiliki setting time delay.
- Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
- Berat : 10 gr
- RESISTOR
Resistor atau disebut juga dengan hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengukur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan dari resistor adalah ohm. Nilai resistor biasanya diawali dengan kode angka ataupun gelang warna yang tedpat di badan resistor. Hambatan resistor disebut juga dengan resistansi. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm :
Op-Amp
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Amplifier Operasional:
Inverting Amplifier:
Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan untuk Penguatan Operasional.
· R f = Resistor umpan balik
· R in = Resistor Masukan
· V in = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Penguatan tegangan:
Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan oleh;
Tegangan Keluaran:
Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan masukan sehingga dikenal sebagai penguat pembalik .
Inverting Adder:
Tegangan Keluaran:
Output umum dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Jumlah Tegangan Input Amplifikasi Terbalik:
jika resistor inputnya sama, outputnya adalah jumlah tegangan input yang diskalakan terbalik,
Jika R 1 = R 2 = R 3 = R n = R
Output yang Dijumlahkan:
Ketika semua resistor dalam rangkaian di atas sama, outputnya adalah jumlah terbalik dari tegangan input.
Jika R f = R 1 = R 2 = R 3 = R n = R;
V keluar = – (V 1 + V 2 + V 3 +… + V n )
Non Inverting Amplifier:
Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan Penguat Non-Pembalik.
· R f = Resistor umpan balik
· R = Resistor Tanah
· V masuk = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keuntungan Penguat:
Gain total penguat non-pembalik adalah;
Tegangan Keluaran:
Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan tegangan inputnya dan diberikan oleh;
Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut Tegangan:
Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f = 0, penguat non-pembalik akan menjadi pengikut / penyangga tegangan
Penguat Diferensial:
Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat Diferensial.
· R f = Resistor umpan balik
· R a = Resistor Input Pembalik
· R b = Resistor Input Non Pembalik
· R g = Resistor Ground Non Pembalik
· V a = Tegangan input pembalik
· V b = Tegangan Input Non Pembalik
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keluaran Umum:
tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Keluaran Diferensial Berskala:
Jika resistor R f = R g & R a = R b , maka output akan diskalakan perbedaan dari tegangan input;
Perbedaan Penguatan Persatuan:
Jika semua resistor yang digunakan dalam rangkaian adalah sama yaitu R a = R b = R f = R g = R, penguat akan memberikan output yang merupakan selisih tegangan input;
V keluar = V b – V a
Penguat Pembeda
Penguat Operasional jenis ini memberikan tegangan output yang berbanding lurus dengan perubahan tegangan input. Tegangan keluaran diberikan oleh;
Input gelombang segitiga => Output gelombang persegi panjang
Input gelombang sinus => Output gelombang kosinus
Penguat Integrator
Penguat ini memberikan tegangan keluaran yang merupakan bagian integral dari tegangan masukan.
Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) adalah seperti
gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan
output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan
penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc
positif, seperti gambar 123.
= Vi sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I seperti
gambar 124.
Dari gambar 127 dengan memakai metoda loop tertutup untuk mencari arus
loop sehingga bisa dicari tegangan input Vi.
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = Vi
maka,3.Detector Inverting
Rangkaian detektor inverting dengan tegangan input Vi berupa
gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref = 0 Volt
bentuk gelombang tegangan output yang dihasilkan(V0=Aol*(Vref-Vi)) 4.Detector Non Inverting
Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa
gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref = 0 Volt adalah seperti
gambar 75.
Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V1 dan Vref = V2 sehingga
bentuk gelombang tegangan output Vo =Aol*(Vi-Vref))
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisI8lTLiPKBBp4RZmcoYT_YxDD05EkBtjXapDo31rDFP2MgkzSBDbmgMC-VY6kUqjRq1CZ6b13J1MYG7cyahz7LQMIlN4hNmNF4EdP7dXVVmdbLv9n0CMU6CsNKWWl_111GbApmkdrWtezaUrD2FklnRTdbpTxQRK4meWYhtEV1YgectJ4O4Lno2LIThcN/s320/d3.png)
Bentuk gelombang tegangan input dan gelombang tegangan output adalah
sama karena ACL = 1 dan sefasa karena Vi diinputkan ke kaki non inverting
seperti pada gambar 130 dan kurva karakteristik I-O seperti gambar 131.
Dioda
adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai
fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat
arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan
menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N.
Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di
antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P
memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan
keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat
resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini.
Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer. Ketika
tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke
Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini
tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan
tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N
yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari
Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda
bias maju disebut forward breakdown voltage.
Jika
tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke
katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini
tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P
dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan
positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian
tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi
pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir
pada bias terbalik dioda.
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
Untuk menentukan arus zenner berlaku persamaan:Keterangan:
Pada
grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa
menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda.
Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak
menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan
tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off.
Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus
listrik.
- Ground
Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan (referensi) dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.
Kegunaan ground
- Titik kembalinya arus atau sinyal listrik
- Pelindung terhadap gelombang elektromagnetik dari udara sekitar
- Pengaman setrum jika ada kerusakan (ground sesungguhnya)
- Titik patokan (referensi) tegangan atau sinyal dari berbagai titik di rangkaian
- Menghilangkan dengung pada penguat audio
- Mengurangi noise pada penguat audio (amplifier)dll
- Baterai
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel.
Prinsip operasi
Baterai mengubah energi kimia lansung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan elektrode positif di mana kation berpindah. Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi (elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan, proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit
- Transistor NPN dan PNP
Istilah PNP dan NPN diambil dari polaritas arus yang bekerja pada transistor. NPN artinya tipe transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negative dengan positif sebagai biasnya. Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari emitor menuju ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan sebagai output apabila transistor tersebut diberikan arus positif pada basisnya.
Sebalknya transistor PNP mengalirkan arus dari emitor menuju kolektor. Emitor difungsikan sebagai input dan kolektor sebagai outpurnya jika nasisnya dialiri arus negative
TTTransistor yang digunakan dalam alat pendeteksi telur busuk:
1.Fixed Bias
Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke
kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58:
maka,
2.Emitter stabilized bias
adalah rangkaian Fixed bias yang
ditambahkan tahanan RE seperti gambar 59
sehingga tahanan RE kalau dilihat dari input untuk mencari arus IB adalah
sebesar (β+1)RE
- LED
LED atau singkatan dari light emmiting diode merupakan alat yang mengeluarkan cahaya, dalam hal ini kita menggunakan sebagai indicator, apakah rangkaiannya berfungsi atau tidak. Pemasangan kutub pada LED tidak boleh terbalik karena apabila kutubnya terbalik maka LED tersebut tidak akan menyala.LED memiliki karakteristik yang berbeda-beda menurut watna yang dihasilkan. Semakain tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10 mA – 20 mA dam pada tegangan 1.6 V – 3.5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari tersebut maka LED akan terbakar.
- Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi atau solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kotak saklar akan menutup. Pada saat rus dihentikan, gaya magnet akan dihentikan, gaya magnet akan hilang. Tuas akan kembali ke posisi semuladan kontak saklar kembali terbuka.relay biasanya digunakan untuk menggerakan arus atau tegangan yang besar
Pada dasarnya relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:
- Electromagnet
- Armature
- Switch contact point (saklar)
- Spring
Kontak poin relay terdiri atas dua yaitu :
1.Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi close
2. Normally open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi open
Kapasitas Pengalihan Maksimum:
- Logicstate
Adalah suatu ensitas dalam elektronika dan matematika boelan yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Logictate atau gerbang logika terutama diimlementasika secara elektronis menggunakan diode atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen-konponen yang memanfaatkan sifat sifat eletromagnetik, cairan, optic, bahkan mekanik.
- Motor
Terdiri atas dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Pada tator terdapat lilitan atau magnet permanen , sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus yang melalui medan magnet inilah yangdapat menyebabkan rotor dapat berputar . arah gaya electromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang dilalui oleh arus dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan. Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan , yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya.
Prinsip kerja motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah motor listrik DC, yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan rotor adalah bagian yang berputar, terdiri dari kumparan jangkar. Pada prinsipnya motor DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan sebaliknya. Karena kutub utara dan selatan kumparan bertemu maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
5. Percobaan[kembali]
a) Prosedur[kembali]
A. Langkah-langkah
- siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
- letakkan alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian
- sambungkan semua rangkaian seperti pada gambar rangkaian
- terakhir jalankan rangkaian
b) Rangkaian simulasi [kembali]
Rangkaian Simulasi
1.Prinsip Kerja SENSOR GAS &LDR
Cara kerja rangkaian pendeteksi telur busuk. Pertama, MQ-2 Gas Sensor akan mendeteksi adanya kebocoran gas pada telur dengan ditandai dengan tespin berlogika 1. Setelah itu, arus dengan tegangan output sensor sebesar 5V akan mengalir menuju ke kaki non inverting dari OPAMP yang mana terjadi penguatan tegangan sebesar 2,1 kali, sehingga tegangannya berubah menjadi 10,5V. Selanjutnya, arus melewati resistor yang mana menghambat arus listrik dan terjadi penurunan tegangan menjadi 0,84V yang dapat membuat transistornya menjadi aktif. Dengan aktifnya transistor, maka ada tegangan dari kaki kolektor ke kaki emitor base transistor dan menuju Ground yang mana dapat mengaktifkan Relaynya yang ditandai dengan berpindahnya switch Relay dari kanan ke kiri.
Kemudian, apabila cahaya tidak masuk ke dalam telur, maka TORCH-LDR akan mendeteksinya dengan adanya tegangan input. Setelah itu, arus dengan tegangan output sensor sebesar 5V akan mengalir menuju POT-HG. Selanjutnya, arus melewati resistor yang mana menghambat arus listrik dan terjadi penurunan tegangan menjadi sebesar 1,02V. Tegangan di kaki emitor dan basis juga mencapai 0,87V yang dapat membuat transistornya menjadi aktif. Dengan aktifnya transistor, maka ada tegangan dari kaki kolektor ke kaki emitor base transistor dan menuju Ground yang mana dapat mengaktifkan Relaynya yang ditandai dengan berpindahnya switch Relay dari kiri ke kanan. Terakhir, arus akan mengalir dari Battery sehingga dapat menghidupkan LED-YELLOW dan mengaktifkan Motor dan Buzzer untuk membuka keranjang sebagai tempat pemisahan telur yang busuk tadi.
Namun jika Cahaya pada telur tembus maka ada 2 kemungkinan yaitu Telur busuk atau Telur nya masih bagus, Jadi Selanjutnya kan di cek dengan Pir Sensor.
2.Prinsip Kerja SENSOR PIR
Sensor PIR diletakkan setelah pengecekan menggunakan sensor LDR, saat sensor mendeteksi pergerakan dalam telur, atau berlogika 1, maka sensor akan mengeluarkan output sebesar 10V lalu menuju ke transistor yang menyebabkan transistor aktif, disini menggunakan transistor fixed-bias. Selanjutnya, power supply akan mengeluarkan arus menuju resistor lalu menuju relay lalu ke kaki kolektor terus ke kaki emitor dan ke ground. Relay aktif dan switch relay berpindah ke kiri lalu mengalirkan arus ke baterai, dan baterai mengeluarkan arus untuk menghidupkan motor sebagai tuas pemindah telur . Sebaliknya, jika sensor tidak berlogika 1, maka motor sebagai tuas pemindah telur ke proses penimbangan berat menggunakan sensor loadcell akan aktif.
3.Prinsip Kerja LOADCELL
Lalu, jika telur tadi sudah terdeteksi busuk maka telur dipindahkan ke bagian yang terdapat Loadcell sensor. jika berat telur > 14% maka sensor akan aktif. lalu tegangan output dari rangkaian detektor inverting diumpankan ke resistor 10k ohm sehingga terjadi penurunan tegangan menjadi 1,03V. Tegangan pada kaki emitor dan base trasistor mencapai 0,91V sehingga menyebabkan trasistor menjadi aktif. Dengan aktifnya transistor menyebabkan timbulnya arus dari Vcc menuju ke relay, akibatnya switch Relay berpindah. akhirnya motor akan aktif untuk menggerakkan treadmil (sebagai tempat jalannya telur busuk ke keranjang).
4.Prinsip Kerja SENSOR INFRARED
Selanjutnya, saat keranjang tersebut penuh, maka Infrared Sensor akan mendeteksinya yang ditandai dengan tespin berlogika 1. Setelah itu, tegangan output sensor sebesar 5V. yang akan dikuatkan oleh rangkaian non-inverting amplifier dengan penguatan 5. Lalu, arus dan tegangan diteruskan ke transistor dimana tegangan di kaki emitor dan base mencapai 0,77V sehingga transistor menjadi aktif. Dengan aktifnya transistor maka arus dapat mengalir dari Vcc dan diteruskan menuju Relay. Relaynya menjadi aktif yang ditandai dengan switch Relay berpindah dari kanan ke kiri. Selanjutnya, tegangan dari Battery akan mengalir yang dapat menghidupkan LED-Green dan Lamp sebagai tanda bahwa keranjang sudah penuh.
5.Prinsip Kerja TOUCH SENSOR
Terakhir, untuk menutup keranjang, maka diperlukan sentuhan pada Touch Sensor yang ditandai dengan tespin berlogika 1. Setelah itu, arus dengan tegangan output sensor sebesar 5V akan mengalir menuju ke kaki non inverting dengan rangkaian voltage buffer sehingga tegangan keluarannya 5V. Selanjutnya, arus melewati resistor yang mana menghambat arus listrik dan terjadi penurunan tegangan menjadi sebesar 0,8V yang dapat membuat transistornya menjadi aktif. Dengan aktifnya transistor, maka ada tegangan dari kaki kolektor ke kaki emitor base transistor dan menuju Ground yang mana dapat mengaktifkan Relaynya yang ditandai dengan berpindahnya switch Relay dari kiri ke kanan. Terakhir, arus akan mengalir dari Battery sehingga dapat menghidupkan LED-BLUE dan mengaktifkan Motor untuk menutup keranjang
c) Video Simulasi [kembali]
- Video Sensor Gas &LDR(2 sensor 1 output)
- Video Pir Sensor
- Video Loadcell
- Video Sensor Infrared
- Video Touch Sensor
6. Download File[kembali]
- Download File Rangkaian [klik disini]
- Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk(Sensor Gas& LDR) [klik disini]
- Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk(PIR SENSOR) [klik disini]
Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk (Loadcell) [klik disini]
Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk (infrared) [klik disini]
Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk (Touch Sensor) [klik disini]
- Dowload Datasheet OP AMP [klik disini]
Download Datasheet motor [klik disini]
- Download Datasheet Resistor [klik disini]
- Download Datasheet Baterai [klik disini]
- Download Datasheet Relay [klik disini]
- Download library sensor [klik disini]
- Download Datasheet Buzzer [klik disini]
- Download Datasheet Potensiometer [klik disini]
- Download Datasheet lm741-mil [klik disini]
- Download Datasheet lm342A [klik disini]
- Download Datasheet Voltmeter [klik disini]
- Dowload Datasheet Dioda [klik disini]
- download Datasheet Transistor NPN [klik disini]
- Download Datasheet touch Sensor [klik disini]
- Download Datasheet LDR [klik disini]
- Download Datasheet Gas Sensor [klik disini]
- Download Datasheet infrared sensor [klik disini]
- Download Datasheet loadcell [Klik Disini]
- Download Datasheet Pir Sensor [klik disini]
- Download File Rangkaian [klik disini]
- Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk(Sensor Gas& LDR) [klik disini]
- Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk(PIR SENSOR) [klik disini]
Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk (Loadcell) [klik disini]
Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk (infrared) [klik disini]
Download Video Rangkaian Pendeteksi Telur Busuk (Touch Sensor) [klik disini]
- Dowload Datasheet OP AMP [klik disini]
Download Datasheet motor [klik disini]
- Download Datasheet Resistor [klik disini]
- Download Datasheet Baterai [klik disini]
- Download Datasheet Relay [klik disini]
- Download library sensor [klik disini]
- Download Datasheet Buzzer [klik disini]
- Download Datasheet Potensiometer [klik disini]
- Download Datasheet lm741-mil [klik disini]
- Download Datasheet lm342A [klik disini]
- Download Datasheet Voltmeter [klik disini]
- Dowload Datasheet Dioda [klik disini]
- download Datasheet Transistor NPN [klik disini]
- Download Datasheet touch Sensor [klik disini]
- Download Datasheet LDR [klik disini]
- Download Datasheet Gas Sensor [klik disini]
- Download Datasheet infrared sensor [klik disini]
- Download Datasheet loadcell [Klik Disini]
- Download Datasheet Pir Sensor [klik disini]
Komentar
Posting Komentar