1. Pendahuluan[Kembali]
Osciloskop adalah alat ukur elektronik yang digunakan untuk mengamati dan mengukur bentuk gelombang tegangan dan arus dalam waktu. Osciloskop banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk elektronika, telekomunikasi, dan medis.Alat ini memungkinkan pengukuran dan visualisasi bentuk gelombang tegangan dan arus dalam suatu rangkaian elektronik. Osiloskop bagaikan jendela ajaib yang memungkinkan kita melihat bentuk gelombang sinyal elektronik, membantu dalam menganalisis, menyelesaikan masalah, dan mengoptimalkan kinerja sirkuit. Meskipun osiloskop tidak langsung mengukur daya, alat ini dapat membantu dalam perhitungan daya dengan informasi tambahan seperti nilai arus.Namun, dalam banyak aplikasi, analisis visual dari bentuk gelombang saja tidak cukup. Kita juga perlu mengetahui jumlah daya yang dikonsumsi atau dihasilkan oleh suatu rangkaian elektronik
Pengukuran daya adalah proses pengukuran jumlah energi yang digunakan oleh suatu perangkat atau sistem.
Daya dapat dihitung dengan mengalikan tegangan dengan arus.Penggabungan osiloskop dan pengukuran daya memungkinkan pengukuran daya yang lebih akurat dan efisien.2. Tujuan[Kembali]
1. Dapat menggunakan dan mengetahui kegunaan
dari oscilloscope
2. Dapat mengetahui bentuk gelombang Lissajous
3. Dapat mengukur daya pada rangkaian beban daya lampu seri
4. Dapat mengukur daya pada rangkaian beban daya lampu Prallel
3. Alat dan Bahan[Kembali]
A. Alat
1. Generators
Function
2. Oscilloscope
Oscilloscope
3. Instrument
Multimeter
4. Module
Pengukuran Daya Beban Lampu Seri
Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel
5. Base Station
4. Jumper
Jumper
B. Bahan
Resistor
Lampu
4. Dasar Teori[Kembali]
A. Resistor
Resistor
merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit
Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada
Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan
perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik
tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka
yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah
diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu
sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh
Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna
lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga
merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
B. Oscilloscope
Osiloskop digunakan untuk mengamati bentuk gelombang dari sinyal listrik.
Selain dapat menunjukkan amplitudo sinyal, osiloskop dapat juga menunjukkan
distorsi dan waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau
waktu naik)
Prinsip pengukuran frekuensi dengan metode Lissajous yaitu jika tegangan sinus diberikan pada input X dan
sinyal dengan gelombang sinus yang lain dimasukan pada input Y, maka pada layar
akan terbentuk seperti pada gambar 2.1.
Pada kedua
kanal dapat diberikan sinyal tegangan yang bukan berupa sinus. Gambar yang
ditampilkan pada layar, tergantung pada bentuk sinyal yang diberikan.
Gambar Metoda Lissajous
Pengukuran Frekuensi
Sinyal yang akan
diukur dihubungkan pada input Y,
sedangkan function generator dengan frekuensi yang diketahui dihubungkan pada
input X.
Gambar 2.2 Pengukuran Frekuensi
Frekuensi generator
kemudian diubah, sehingga
pada layar ditampilkan lintasan tertutup yang jelas,
frekuensi sinyal dapat ditentukan dari bentuk lintasan in![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfzNUL5uSl1HQ0gDeibUuE4E1ebMyS1imKDAqvSz0_jtk1SrKGSKeNa0IuZQ0buqFW8VLnwgkuObSLzLG5ytJjcJQ7Klc4w2AkG6ma5BE3lYAZqHww6qGcjGWvL_pqvXl69LCF83NQ94zPpbdvYerx40IK7o7VhpWWD6uTAT-Xra0NaPa9XHm4ij_hPSs/s320/M2%20(2).png)
Gambar 2.3. Perbandingan Frekuensi pada
Lissajous
Cara ini hanya
mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang mudah dan bulat (1:2, 1:3,
3:4 dst)
C. Lampu
Lampu
adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "Lampu" dapat juga
berarti bola Lampu. Lampu pertama kali ditemukan oleh Sir Joseph William Swan.
Lampu adalah
sebuah benda yang berfungsi sebagai penerang, lampu memiliki bentuk
seperti botol dengan rongga yang berisi kawat kecil yang akan menyalah
apabila disambungkan ke aliran listrik.
jika
memasang beberapa lampu dengan rangkaian seri, maka nyala yang
dihasilkan oleh lampu tersebut tidak menjadi begitu terang. Hal tersebut
terjadi, dikarenakan lampu membutuhkan arus listrik yang cukup besar,
terutama apabila ada banyak lampu.
Prinsip
kerja dari rangkaian seri adalah jika dalam rangkaian listrik tersebut
diberi dua lampu, kemudian ada satu sakelar dan sakelar tersebut
dimatikan, maka kedua lampu pun akan ikut mati.Hal ini tentu berbeda
dengan cara kerja dari rangkaian paralel. Sebab, rangkaian paralel
adalah sebuah rangkaian elektronik atau listrik yang proses
penyusunannya dilakukan dengan cara bersusun atau sejajar.
Pada
rangkaian paralel, rangkaian listrik terhubung secara bercabang atau
berderet dan berbeda dengan rangkaian seri. Dikarenakan bercabang, maka
setiap komponen yang dilalui oleh arus listrik akan dijumlahkan dan
menjadi jumlah total arus secara keseluruhannya.
5. Percobaan[Kembali]
1.Oscilloscope
2.Pengukuran daya
Komentar
Posting Komentar